Mantra-Kerta Pertegas Pembangunan Interkoneksi Antar Kabupaten di Bali

519
Paslon Cagub & Cawagub Mantra-Kerta bergantian menjawab pertanyaan para peserta acara BTB

DENPASAR – Pasangan calon (Paslon) nomor urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) mempertegas komitmen pembangunan infrastruktur akses pariwisata atau interkoneksi antar kabupaten di Bali. Hal ini disampaikan Paslon asal Koalisi Rakyat Bali (KRB) ini di hadapan puluhan stakeholder pariwisata dalam acara diskusi bertajuk “Bali Now: Tourism, The Next Five Years” yang digelar Bali Tourism Board (BTB), Minggu (3/6).

Dalam diskusi tersebut, para pengusaha pariwisata Bali mempertanyakan soal komitmen Mantra-Kerta dalam pembangunan infrastruktur pariwisata Bali yang bukan hanya berada di Bali selatan melainkan ke Bali utara, barat dan timur. Para stakeholder pariwisata mempersoalkan akses ke Bali utara, barat dan ke timur yang hingga saat ini masih belum maksimal. Mendengar keluhan para pelaku pariwisata tersebut, Rai Mantra yang saat itu sedang berbicara langsung menyerahkan mic-nya kepada Sudikerta.

“Kalau urusan pembangunan infrastruktur, saya serahkan kepada Cawagub yang sangat berpengalaman, mulai dari melobi ke pusat hingga eksekusi di daerah,” ujar Rai Mantra.

Cawagub Sudikerta langsung berdiri menjelaskan soal proyeksi infrastruktur yang akan dibangun dalam beberapa tahun ke depan demi mendukung infrastruktur pariwisata Bali. Sudikerta bahkan bukan hanya bicara teori, tetapi langsung menunjukkan studi kelayakan yang sudah final dan master plan yang sudah dipegangnya.

“Komitmen saya sudah sangat jelas. Saya adalah orang yang mengusulkan pembangunan jalan tol short cut yang akan menghubungan Bali selatan ke utara, ke barat dan ke Karangasem atau ke timur Bali. Akses ini sangat penting. Saya sudah pegang hasil studi kelayakannya. Saya sudah kantongi master plannya,” ujarnya.

Bila akses jalan tol ini sudah jadi, maka Sudikerta meyakini jika investasi pariwisata tidak akan berpusat di Badung atau selatan, tetapi akan bergeser ke utara, barat dan timur. Potensi pariwisata bukan hanya berada di selatan, tetapi juga di utara, barat dan timur Bali.

Sudikerta juga menjawab pertanyaan para pengusaha industri pariwisata soal kelanjutan Bandara Bali Utara. Para stakeholder pariwisata meminta agar Bandara Bali Utara dilanjutkan demi keberlanjutan pariwisata Bali dalam jangka panjang. Mendapat pertanyaan itu, Sudikerta langsung bernada tinggi. Menurutnya, tahun 2017 lalu dirinya sempat mempertemukan dua investor di Sektor Bar Sanur yaitu PT Pembari dan PT BIBU. Dua investor ini sering berlomba mendapatkan proyek pembangunan bandara di Bali utara.

“Saya sudah mempertemukan dua investor di Sektor Bar. Saya juga sudah bertemu dengan Menteri Perhubungan yang saat itu masih dijabat oleh Ignasius Jonan. Pak Jonan katakan, jika Kemenhub belum keluarkan izin karena ada persoalan di bawah. Kemudian Menhub diganti ke Budi Karya. Saya juga sudah bertemu dengan Budi Karya. Kata Budi Karya, izin penentuan lokasi belum bisa dikeluarkan karena masih ada pihak-pihak yang melakukan intervensi. Sebenarnya orang Buleleng sendiri yang mempolitisir pembangunan bandara di utara Bali sehingga tersendat sampai sekarang,” ujar Sudikerta geram.

Menurut politisi asal Kuta Selatan ini, ada banyak infrastruktur monumental yang dikreasi dirinya. Beberapa di antaranya Tol Bali Mandara, Underpass Simpangsiur, Terminal Mengwi dan beberapa infrastruktur lainnya.

“Sayalah orang yang mendorong pembangunan Tol Bali Mandara. Saya bawa konsepnya ke Jusuf Kalla yang waktu itu masih menjadi Wakil Presiden periode pertama. Saya bawa konsep itu ke Agung Laksono yang saat itu sebagai Ketua DPR RI. Mereka sepakat, cocok, panggil BUMN, minta dikerjakan. Langsung jadi. Namun yang di Buleleng, bandara Buleleng, banyak unsur politiknya. Sampai sekarang belum jadi. Namun saya harus tetap optimis, kalau terpilih, saya akan terus berupaya agar Bandara Buleleng terwujud,” ujarnya. (*)

Dwi tunggal Mantra-Kerta saling mengisi dalam memaparkan & menjawab pertanyaan baik dari panelis maupun peserta BTB

Laporan : Axelle Dhae