YKPA Beri Pelatihan Pengembangan Usaha Mikro Bagi Orang Muda di 3 Kabupaten Perbatasan RI-RDTL

457
PELATIHAN - Kegiatan pelatihan pengembangan usaha mikro bagi orang muda yang ada di tiga (3) kabupaten Perbatasan Negara RI-RDTL yakni Belu, TTU dan Malaka. Foto : Rony

ATAMBUA, The East Indonesia – Yayasan Karunia Pengembangan Anak (YKPA), mitra ChildFund Internasional di Indonesia melakukan kegiatan pelatihan pengembangan usaha mikro bagi orang muda yang ada di tiga (3) kabupaten Perbatasan Negara RI-RDTL yakni Belu, TTU dan Malaka.

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Anselmus Lopez di Aula Hotel Paradiso Atambua, Kamis (25/02/2023).

Hadir sebagai peserta dalam kegiatan tersebut, puluhan pemuda-pemudi pelaku usaha mikro dari Kabupaten Belu, Kabupaten TTU dan Kabupaten Malaka.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Anz Lopez menjelaskan bahwa pelatihan pengembangan usaha mikro bagi orang muda adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada para pemuda dalam mengembangkan usaha mikro mereka.

Karena itu, mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Belu, Kepala Dinas Koperasi ini menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pihak Yayasan Karunia Pengembangan Anak sebagai mitra ChildFund Internasional di Indonesia yang telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan pengembangan usaha mikro bagi orang muda ini.

Anz Lopez menerangkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Belu sendiri sangat mendukung kegiatan seperti ini dimana dapat meningkatkan meningkatkan dan mengembangkan ekonomi kreatif bagi pelaku usaha kecil dan menengah khususnya di kalangan kaum muda-mudi.

“Pelatihan pengembangan usaha mikro ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada pelaku usaha dari kaum muda-mudi bagaimana cara berbisnis agar bisnis dapat berjalan sesuai dengan perencanaan,” tandasnya.

Menurut Anz Lopez, betapa pentingnya manajemen bagi para pelaku usaha khususnya orang muda. Meski usahanya memiliki modal yang cukup, tanpa adanya manajemen, bisnis akan lesu, tidak berkembang, tidak efektif bahkan akan gulung tikar dalam waktu yang tidak lama.

“Permasalahan utama yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro antara lain dari sisi manajemen usaha. Dari seluruh aspek manajemen melalui proses produksi, SDM, keuangan sampai pemasaran. Oleh karena itu para pelaku usaha mikro harus meningkatkan kualitas manajemen usahanya sehingga tidak gulung tikar dalam waktu yang tidak lama saat menjalankan usahanya,” ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Belu, Anz Lopez berharap pertumbuhan usaha kecil dan menengah di kalangan orang muda ini terus berkembang sehingga peluang usaha semakin banyak dan menjanjikan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya untuk pemuda itu sendiri.

Sementara itu, Martina Telik Berek sebagai Penanggung jawab program pengembangan orang muda dari Yayasan Karunia Pengembangan Anak (YKPA) menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk kaum muda yang berwirausaha sehingga dapat meningkatkan perkembangan ekonomi mereka secara mandiri.

“Saat ini persaingan dalam berwirausaha sangatlah ketat. Sehingga kita ingin melalui pelatihan pengembangan usaha mikro bagi orang muda ini dapat membawa hasil positif untuk kegiatan usaha yang mereka jalani,” pintanya.

Dalam kegiatan tersebut, pihak YKPA ingin memberikan pengetahuan kepada orang muda untuk menjalankan usahanya dengan izin usaha yang resmi dan memberikan gambaran terhadap kewajiban dalam menjalankan usaha.

“Kebanyakan mereka tidak memiliki izin usaha karena tidak ingin mengurus NPWP. Mereka khawatir apabila memiliki NPWP, mereka akan dikenakan pajak penghasilan dengan keuntungan yang hanya sedikit. Nah, disini kita pun memberikan gambaran kepada mereka akan hal ini,” tutur Martina.

Dirinya pun mengatakan bahwa para peserta yang hadir adalah para kaum muda pelaku usaha mikro seperti gorengan, kuliner, menjahit hingga barbershop.

“Setelah kegiatan ini kita punya output sehingga mereka bisa mengembangkan usaha mereka dan bisa mendapatkan surat izin usaha agar dalam akses permodalan urusannya bisa lebih mudah,” pinta Martina Berek. (Ronny)