
ATAMBUA, The East Indonesia – Kabupaten Belu merupakan salah satu daerah Perbatasan Negara di Indonesia yang mengalami cuaca ekstrem dan menimbulkan berbagai bencana alam seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor.
Akibat bencana alam itu banyak jalan yang longsor, jalan amblas, jalan rusak, jalan putus, rumah longsor, rumah rusak, gedung sekolah dan kantor Desa rusak serta pohon tumbang.
Kecamatan di Kabupaten Belu yang mengalami bencana cukup banyak adalah Kecamatan Lamaknen dan Kecamatan Lamaknen Selatan.
Tidak tinggal diam, Pemerintah Daerah kabupaten Belu pun terus bergerak memberikan berbagai bantuan untuk masyarakat di Kecamatan Lamaknen dan Lamaknen Selatan.
Sayangnya, hampir semua jalan menuju beberapa desa yang ada di Kecamatan Lamaknen dan Lamaknen Selatan telah rusak dan tidak bisa dilewati.
Salah satu alternatif jalan yang bisa dilalui ke desa-desa bencana yang ada di Kecamatan Lamaknen Selatan adalah melewati jalan di Desa Debululik.
Akan tetapi di Desa Debululik ini terdapat pergeseran tanah dari Padang Savana Fulan Fehan yang menutup akses jalannya.
Melihat kondisi tersebut, Wakil Bupati Belu, Dr. Drs. Aloysius Haleserens, MM telah turun langsung ke lokasi longsor Desa Debululik, Kecamatan Lamaknen Selatan pada Senin (27/02/2023).
Beberapa hari kemudian, satu excavator milik Dinas PUPR kabupaten Belu langsung dikerahkan ke lokasi pergeseran tanah di Dusun Renek, Desa Debululik, Kecamatan Lamaknen.
Akses jalan pun berhasil dibuka kembali untuk masyarakat Desa Debululik dan sekitarnya.
Namun curah hujan yang masih terus mengguyur Kabupaten Belu membuat Dinas PUPR kabupaten Belu menambah lagi satu unit excavator-nya, pada Minggu (05/03/2023) ke lokasi pergeseran tanah yang masih akan menutup akses jalan di Dusun Renek, Desa Debululik dan jalan lainnya di Kecamatan Lamaknen dan Lamaknen Selatan.
PLT Kepala Dinas PUPR kabupaten Belu, Simplisius V. Dalung, ST saat ditemui awak media The East Indonesia yang sedang memantau langsung di lokasi longsor Desa Debululik mengatakan bahwa penurunan 2 unit Excavator milik Dinas PUPR kabupaten Belu di lokasi longsor tersebut untuk melakukan penanganan secara darurat sehingga bisa membuka akses jalan bagi masyarakat dan Pemerintah yang ingin menyambangi lokasi dan masyarakat terdampak bencana di Kecamatan Lamaknen dan Lamaknen Selatan.
“Satu unit excavator kita siagakan di Dusun Renek untuk membersihkan jalan menuju lokasi bencana di Kecamatan Lamaknen Selatan jika tertimbun longsor dan membantu juga membantu mobil yang hendak menyeberangi jalan tersebut,” pungkasnya.
Ditambahkan, “Sementara satu excavator lagi kita siapkan di lokasi quarry Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen untuk memuat sirtu dalam penanganan darurat jalan.”
PLT Kadis PUPR kabupaten Belu ini menjelaskan bahwa longsor yang terjadi di Dusun Renek dan Desa Sisi perlu ditangani secara serius sebagai tanggap darurat untuk membuka akses jalan ke Debululik dan posko bencana yang terletak di Desa Lutharato serta Desa lainnya di Kecamatan Lamaknen Selatan.
“Longsor disini, Dusun Renek ini perlu kita tangani secara serius karena adanya longsoran dari Fulan Fehan berupa tanah lumpur dan menutup akses jalan ini. Kita siagakan exca disini karena ketika hujan deras turun lagi dan membuat lagi longsoran di area jalan ini, exca kita ini bisa langsung membuka akses jalan,” ujar pria yang akrab disapa Vinsen Dalung.
Dikatakan bahwa untuk saat ini, PUPR kabupaten Belu hanya bisa membersihkan jalan di Dusun Renek tersebut tanpa menimbun dengan sirtu atau material lainnya karena hal tersebut dinilai hanya sia-sia.
“Saat ini kita hanya bisa membantu membersihkan. Kalau tindakan dengan sirtu dan sebagainya akan sia-sia karena apabila dalam beberapa waktu ini masih terjadi longsoran maka jalanan ini akan tertimbun lagi,” pinta Vinsen Dalung. (Ronny)