
SINGARAJA, The East Indonesia – Ketua Komisi IV DPRD Buleleng Luh Hesti Ranitasari meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng untuk memperhatikan ketersediaan jumlah VAR (Vaksin Anti Rabies). Hal tersebut disampaikan Rani saat Rapat Membahas Ranperda Tentang Pertangungjawawabn Pelaksanaan APBD tahun Anggaran 2023 di Ruang Rapat Komisi IV Gedung DPRD Buleleng, Senin (17/7).
Menurut Rani, kekhawatiran jika stok VAR tidak tersedia masyarakat tidak dapat segera divaksinasi dalam kasus gigitan anjing. Saat ini, masih terjadi kasus gigitan anjing di masyarakat, dan laporan dari puskesmas maupun rumah sakit menunjukkan kasus masih tinggi.
“Kita tidak mau sampai ada masyarakat tidak dapat VAR jika digigit anjing. Apalagi terjadi pada anak-anak, seperti kasus sebelumnya yang terjadi di Kecamatan Seririt. Jadi ini juga menjadi perhatian kami,” ungkapnya.
Rani juga mendorong dinkes Buleleng berusaha meminta bantuan kepada pemerintah provinsi untuk ketersediaan VAR jika jumlahnya sudah sedikit. Hal ini sebagai antisipasi agar VAR bisa tetap tersedia hingga akhir tahun.
“Kita sarankan supaya Dinkes memohon kepada Gubernur bagaimana supaya bisa tersedia sampai akhir tahun. Sebab ini kan sangat fatal apabila kesediaan VAR kosong,” imbuhnya
Selain membahas ketersediaan jumlah VAR, program-program belum maksimal pada APBD TA 2022 khususnya di Dinas Kesehatan juga dievaluasi. Seperti program ketersediaan farmasi, alat kesehatan, makan dan minuman dengan angka realisasi baru 31,98 persen. Hal tersebut juga menjadi sorotan agar tidak menjadi Silva yang mempengaruhi raihan WTP di Kabupaten Buleleng.
“Kami mewanti-wanti supaya Dinkes lebih hati-hati lagi menyusun perencanaan anggaran, sebab kalau terus begitu akan tidak bagus untuk Buleleng,” tegasnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinkes Buleleng dr. Sucipto mengaku jika ketersedian VAR masih aman di Buleleng dengan jumlah 1.476 vial. Jumlah ini masih bisa bertahan hingga bulan September jika kasus gigitan anjing menurun.
Untuk itu, pihaknya mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap anjing yang mereka miliki. Dia menyarankan agar pemilik anjing mengikat dan mengandangkan hewan peliharaan mereka.
“Kami terus memantau ketersediaan vaksin rabies. Estimasi jumlah vaksin dibutuhkan untuk setiap kasus gigitan anjing bergantung pada tingkat keparahan gigitannya. Jadi stok kita masih aman. Tapi kalau jumlah VAR tinggal 500 Vial kita langsung usulkan ke Pemerintah Provinsi” pungkasnya. (Advetorial)

