Siap Tarung Pemilukada, Manuver Sukrawan Jajal Partai Peserta Pemilu

155
Dewa Nyoman Sukrawan mendaftarkan dirinya sebagai Bakal Calon Bupati Buleleng ke PDI Perjuangan, Jumat (10/5) sore di Sekretariat partai. Foto : Dok - Wismaya

SINGARAJA, The East Indonesia – Politisi Asal Desa Bungkulan, Dewa Nyoman Sukrawan membuat bingung banyak pihak atas manuver politik yang dilakukannya. Pasalnya setelah mendaftar calon Bupati ke Partai Nasdem dan Partai Hanura, terbaru Sukrawan mendaftarkan dirinya sebagai calon Bupati dari PDI Perjuangan.

Dewa Nyoman Sukrawan mendaftarkan dirinya sebagai Bakal Calon Bupati Buleleng ke PDI Perjuangan, Jumat (10/5) sore di Sekretariat partai. Sukrawan datang sekitar pukul 16.15 Wita dan diantar beberapa tokoh lainnya. Kedatangan Sukrawan disambut Sekretaris DPC PDI Perjuangan Buleleng, Gede Supriatna.

Manuver yang dilakukan Sukrawan membingungkan berbagai pihak, karena sebelumnya Ia juga mendaftar di dua partai berbeda. Sukrawan pun mengaku sebagai warga masyarakat jika partai membuka penjaringan calon Bupati baik dari kader maupun non kader, Ia akan memasuki partai tersebut untuk mendaftar. ” Sah-sah saja saya mendaftar, karena partai membuka penjaringan dari non kader. Jadi saya masuk dan semua keputusan siapa yang diberikan rekomendasi kan ada di tangan Ketua Umum Parpol, ” Ucapnya.

Menurut Sukrawan, hal ini juga sebagai jalan komunikasi politik untuk pendekatan awal dan meminta dukungan untuk maju sebagai calon bupati Buleleng. Selain itu, pendekatan dilakukan untuk menyiapkan Koalisi Partai Gabungan untuk mengusung dan mendukung calon Kepala Daerah Buleleng di pilkada 2024.

“Semakin banyak ada komitmen, semakin jelas saya lahir sebagai calon. Semua kesempatan sama. Tergantung figur yang diusung,” tutup Dewa Sukrawan yang saat ini merupakan kader Demokrat Bali.

Sementara itu, Sekretaris DPC PDIP Buleleng, Gede Supriatna menyebut sudah ada 8 nama mendaftar sebagai pemimpin Buleleng. Dari nama itu, ada satu nama yakni Dewa Sukrawan yang tidak dari kader Partai PDIP.

Menanggapi hal itu, Supriatna menyebut sah-sah saja. Sebab, PDIP membuka pendaftaran dan penjaringan secara terbuka. Baik dari kader maupun non kader.

“Kita terbuka karena selama ini tidak ada surat atau instruksi melarang orang yang mendaftar ditempat lain, namun mendaftar juga juga di PDIP,” jelas Supriatna.

Supriatna menambahkan, Dewa Sukrawan sebelumnya sempat dipecat dari kader PDIP, sehingga dia tidak bisa langsung diberikan KTA. Untuk pemberian kembali KTA PDIP kepada Sukrawan, sebut Supriatna harus melalui kongres.

“Seseorang yag dipecat atau dikeluarkan dari keanggotaan, nanti diputuskan di kongres. Apakah disetujui atau tidak,” tandas Supriatna. *Wismaya