Denpasar, Theeast.co.id –Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku jika tenaga kerja kapal pesiar yang berasal dari Bali mampu memperbaiki ekonomi dan kesejahteran Bali.
Pastika sebenarnya berkeinginan untuk melihat langsung tenaga kerja Bali yang bekerja di sektor kapal pesiar yang tersebar di beberapa negara di dunia. Pastika menyinggung keberadaan tenaga kerja Bali di kapal pesiar yang sangat diminati.
Ia menyampaikan keinginan untuk melihat langsung kehidupan anak muda Bali yang banyak bekerja di kapal pesiar. Selain itu, ia berharap ke depannya agar gubernur baru, agar APBD Provinsi Bali lebih banyak dialokasikan untuk membantu anak-anak yang ingin bekerja di kapal pesiar.
Karena menurutnya pekerjaan di kapal pesiar cukup menjamin kesejahteraan keluarga.
“Selama ini Pemprov Bali telah mengalokasikan dana untuk membantu keberangkatan tenaga kerja Bali ke kapal pesiar. Setiap tahun kita bantu 500 orang. Setiap anak memperoleh Rp 25 juta, itu untuk biaya tiket, menngurus paspor. Agar anak-anak kita tak sampai menggadaikan tanah,” ujarnya di Denpasar, Senin (2/7).
Dari hasil kunjungan ke beberapa desa, Pastika menilai pekerjaan di kapal pesiar cukup menjanjikan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga.
“Setiap saya berkunjung ke desa dan melihat rumah yang lebih bagus dari yang lain, ternyata yang punya adalah keluarga yang anaknya kerja di kapal pesiar,” imbuhnya.
Itu menandakan bahwa pekerjaan di kapal pesiar menjadi salah satu alternatif untuk mengentaskan kemiskinan di Pulau Dewata. Program ini jangan sampai hilang pada masa pemimpin yang baru. Sesuatu yang baik agar dipertahankan.
Tahun 2018 misalnya, Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan anggaran hingga Rp10 miliar untuk memberangkatkan sekitar 500 orang generasi muda setempat bekerja ke kapal pesiar dan beerlanjut sampai pada tahun 2018.
“Dana tersebut, kami harapkan dapat digunakan tamatan SMK pariwisata yang berasal dari keluarga miskin untuk bekerja di kapal pesiar,” kata Pastika.
Menurut dia, dengan pemprov setempat membantu keberangkatan generasi muda setempat bekerja di kapal pesiar, diharapkan nantinya dapat mengangkat derajat keluarga dan memutus rantai kemiskinan.
Apalagi minat generasi muda di Bali untuk bekerja di kapal pesiar juga cukup tinggi, tetapi banyak yang terkendala dengan biaya pengurusan kelengkapan dan tiket pesawat yang mahal.
Pemprov Bali akan menanggung semua biaya baik itu biaya paspor, visa maupun tiket.
“Jadi, tidak usah memikirkan biaya, pemerintah yang akan menanggung 100 persen,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihak sekolah benar-benar menyiapkan para siswanya untuk dilatih dan dibekali kompetensi bekerja di kapal pesiar, sehingga ketika siswa lulus mereka sudah siap untuk bekerja di kapal pesiar.
“Saya minta sekolah mendata siswa yang miskin. Kalau mereka ingin kerja di kapal pesiar, fokuskan mereka pada pendidikan tersebut. Tingkatkan juga keterampilan bahasa Inggris, dengan demikian mereka akan memiliki daya saing,” ujarnya.(Axelle Dhae)


