SINGARAJA, The East Indonesia – Rencana Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara oleh PT BIBU Panji Sakti di Desa Kubutambahan dipertanyakan oleh Tokoh Masyarakat Desa setempat. Pasalnya meskipun sudah masuk dalam RPJMN dari Pemerintah Pusat, akan tetapi persoalannya Investornya apakah akan punya uang karena pembangunan bandara merupakan Mega Proyek dan juga infrastruktur pendukung saja belum ada di Buleleng untuk kesiapan Bandara.
Hal tersebut diungkapkan Gede Anggastia yang akrab disapa Anggas selaku tokoh masyarakat Desa Kubutambahan. Menurutnya desa sangat welcome dengan adanya pembangunan termasuk adanya pembangunan Bandara Baru di Buleleng. Akan tetapi jangan sampai masyarakat dikibuli oleh pihak-pihak yang nantinya mencari untung dengan rencana pembangunan bandara tersebut.
“Kan bisa saja mereka bermain. Pemerintah Pusat keluarkan penlok bandara, ujung-ujungnya penlok tersebut malah diperjual belikan untuk mendapatkan untung. Bahkan banyak spekulan tanah yang memberikan uang muka tanah masyarakat ketika isu bandara ini mencuat. Hal ini membuat masyarakat desa menjadi resah. Untuk itu perlunya crosscek investornya terlebih dahulu apakah punya uang untuk bangun bandara yang nilainya triliunan rupiah ini. Atau jangan-jangan investor abal-abal,” ucapnya.
Anggas juga menyoroti soal infrastruktur sebelum bandara dibangun. Karena menurutnya infrastruktur pendukung di Buleleng belum ada. Bahkan Pemerintah Provinsi Bali saat ini sedang memfokuskan pembangunan infrastruktur di Bali termasuk di Buleleng.
“Lebih baik terlebih dahulu dibangun jalan tol seperti jalan tol Mengwi-Cekik yang itu lebih realistis. Kalau soal bandara rasa-rasanya masih agak terlalu berlebihan. Apalagi dibangun diatas laut ini terlalu mustahil. Kalau bangun rumpon sepertinya mungkin diatas laut, tapi ini bandara rasanya sangat sulit,”imbuhnya.
Ia juga meminta agar masyarakat jangan membuli apa yang disampaikan Gubernur Bali terkait isu bandara ini, karena memang tidak adanya komunikasi antara pihak yang ingin membangun bandara dengan yang punya wilayah di Bali.
“Janganlah membully pemimpin kita soal bandara ini. Kan Gubernur yang punya wilayah, sedangkan beliau tidak mengetahui soal pembangunan ini tiba-tiba saja sudah di gaungkan akan segera dibangun dalam waktu dekat. Kan aneh ini,” ketusnya.
Sementara itu Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra mengaku pihaknya masih menunggu koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Provinsi Bali terkait wacana bandara baru ini.
“Saya ketahui memang Bandara Internasional Bali Utara sudah masuk RPJMN 2025-2029 namun hingga saat ini belum ada koordinasi soal pembangunan itu di Buleleng. Ya kita nanti akan koordinasi dengan Pemprov Bali untuk langkah selanjutnya,”ucapnya.
Sutjidra mengaku untuk infrastruktur pendukung bandara saat ini di Buleleng belum ada.
“Lebih baik bangun dulu infrastruktur pendukung untuk bandara ini, jadi nantinya tidak mubasir jika bandara sudah dibangun tapi infrastruktur tidak memadai,” imbuhnya.
Untuk kesiapan Sumber Daya Manusia, menurut Bupati pihaknya akan menyiapkan SDM jika memang bandara ini sudah dibangun nantinya.
“Ya nanti kita siapkan SDM Buleleng jika nanti bandara sudah dibangun agar mereka bisa bekerja disana,” pungkasnya.(Wismaya)


