Tuesday, December 2, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Sekjen Sarmuji : Musda Bukan Ajang Perpecahan, Tapi Mengambil Madu dari Pikiran Terbaik

DENPASAR, The East Indonesia – Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Mohamad Sarmuji, menegaskan bahwa Partai Golkar tetap konsisten menempuh jalur musyawarah dalam proses transformasi kepemimpinan. Hal ini disampaikan dalam sambutannya mewakili Ketua Umum Bahlil Lahadalia pada Musyawarah Daerah (Musda) ke-11 DPD Partai Golkar Provinsi Bali di Meru Sanur, Minggu (13/7/2025).

Ketua Umum Bahlil Lahadalia, kata Sarmuji, belum bisa hadir secara langsung karena masih dalam perjalanan dari Brasil dan tengah transit di Doha, Qatar.

“Perjalanan dari Brasil ke Jakarta bisa memakan waktu total hingga 42 jam. Ketua Umum sebenarnya ingin menyampaikan amanat secara langsung, tapi karena kondisi ini, saya yang dimandatkan mewakili beliau,” ujar Sarmuji.

Dalam pidatonya, Sarmuji menekankan pentingnya musyawarah sebagai bentuk keterlibatan semua elemen partai. Ia menyindir partai-partai lain yang melakukan pergantian kepemimpinan secara sepihak atau lewat penunjukan.

“Partai Golkar tetap memilih jalan musyawarah daerah. Kami ingin semua stakeholder dan shareholder partai terlibat dalam memikirkan nasib Partai Golkar,” jelasnya.

Musda, lanjut Sarmuji, bukan sekadar forum formal, tapi tempat menyaring pikiran-pikiran terbaik untuk kemajuan partai.

“Kata musyawarah berasal dari kata Arab syawaroh, yang secara etimologi berarti mengambil madu dari saringan. Jadi, yang kita ambil di musda adalah madu pikiran-pikiran terbaik,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa musda harus menjadi ajang konsolidasi, bukan konflik.

“Jika ada dinamika, kita selesaikan dengan musyawarah. Tidak boleh ada perpecahan,” ujarnya sambil mengutip kisah Mahabharata tentang Harjuna dan Krishna, sebagai simbol bahwa pertarungan sesama saudara akan selalu menimbulkan korban.

Terkait kepemimpinan I Nyoman Sugawa Korry yang tidak lagi mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Golkar Bali, Sarmuji menyampaikan apresiasi tinggi atas pengabdian Sugawa. Ia mengibaratkan kinerja Sugawa seperti menanam pohon alpukat yang baru akan berbuah dalam waktu lima tahun.

“Apa yang ditanam Pak Sugawa hari ini, jika dirawat dan dilanjutkan, akan kita nikmati hasilnya lima tahun mendatang,” ungkapnya.

Sarmuji bahkan menyebut Sugawa masih dibutuhkan untuk perjuangan partai ke depan.

“Pak Sugawa menyatakan tidak maju lagi. Tapi yang benar, kita butuh tenaganya di kepengurusan DPP. Kita butuh orang daerah yang paham dinamika akar rumput,” katanya.

Ia menutup sambutannya dengan ajakan untuk tetap menjaga kesolidan dan konsistensi Partai Golkar.

“Soliditas adalah kekuatan kita. Tanpa itu, kita tidak bisa bicara kemenangan,” pungkasnya.(FB007)

Popular Articles