Reses DPRD, Alex Leong Dicurhati Warga Belu Soal Air Kotor hingga Kelangkaan Alsintan 

1326
Foto : Anggota DPRD Belu fraksi PSI, Alexander Nyang Leong saat kegiatan reses di Desa Lasiolat.

ATAMBUA, The East Indonesia – Warga masyarakat di Dusun Duanone 2, Desa Lasiolat, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, NTT mengeluhkan soal kesulitan mengakses air bersih dan ketersediaan alat mesin pertanian (Alsintan) yang masih minim.

Hal ini diungkapkan saat anggota DPRD Belu fraksi PSI, Alexander Nyang Leong yang berkunjung ke Desa Lasiolat dalam rangka kegiatan reses, Rabu 22 Oktober 2025.

Selama ini masyarakat setempat mengonsumsi air bersih yang bersumber dari Embung di Dusun Duanone 2. Air dari Embung tersebut dikeluhkan warga sangat memprihatinkan karena tercampur dengan kotoran ternak (sapi).

Namun, warga terpaksa tetap harus mengonsumsinya karena Embung itu adalah satu-satunya sumber air bagi warga yang ada.

Alexander Nyang Leong pun secara spesifik menanggapi keluhan warga tentang air kotor dan kelangkaan alsintan dalam kegiatan reses.

“Iya, itu (air bersih) menjadi keluhan warga. Embung hanya satu itu dan tidak layak dikonsumsi, dan saya kira ini menjadi prioritas untuk kita sampaikan ke Pemerintah sehingga mendapat perhatian,” ungkap Anggota DPRD Kabupaten Belu Fraksi PSI Alexander Nyang Leong kepada PR NTT usai menggelar Reses yang dihadiri Pj. Kepala Desa Lasiolat Wenseslaus Y Da Costa Bria, SE., MM, Rabu 22 Oktober 2025.

Alex Leong juga menyatakan keprihatinannya terhadap masalah air bersih yang menjadi keluhan warga Belu di Desa Lasiolat.

Dirinya juga menegaskan untuk menyelesaikan masalah ini pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah untuk menyelesaikan masalah ini.

Alex Leong sapaan populernya menuturkan bahwa dalam reses III masa sidang III DPRD Belu ini ia juga mendapat keluhan dari masyarakat setempat soal jaringan Telkomsel yang masih sulit diakses.

Selain itu jelas Ketua Fraksi PSI DPRD Belu ini bahwa, masyarakat Lasiolat mayoritas berprofesi petani dan memiliki lahan yang luas untuk menghasilkan pertanian yang unggul.

Namun kendala yang dihadapi warga yang masih dikeluhkan sebagai petani adalah saluran irigasi untuk persawahan.

“Warga juga mengeluh soal ketersediaan alat mesin pertanian (Alsintan) masih minim karena beberapa faktor seperti alokasi bantuan yang terbatas. Yang mereka butuhkan sekarang Traktor tangan dan rontok,” sebutnya.

Lebih lanjut politisi muda yang juga akrab disapa Bro Alex ini mengemukakan bahwa Jalah Usaha Tani (JUT) juga menjadi keluhan warga sebagai petani.

JUT ini kata Alex Leong bukan hanya untuk akses pertanian, tetapi juga mempermudah akses untuk masyarakat yang khusus bagi para penambang batu dan pasir.

Pasalnya, pengahasilan warga selama ini bersumber dari tambang batu dan pasir. Namun selama ini mereka hanya bisa beraktivitas saat musim panas, kalau musim hujan tidak bisa sama sekali.

“Karena saat musim hujan jalan tidak bisa diakses, sehingga JUT ini penting karena mempermudah akses dan memperlancar distribusi hasil panen. Akses jalan bagus, hasil panen baik dapat meningkatkan produktivitas pertanian termasuk penambang batu dan pasir sehingga kesejahteraan pasti meningkat,” pungkasnya.

Semua keluhan warga itu tambah Alex Leong akan ia sampaikan kepada pemerintah agar dapat menjadi atensi dalam mengatasi masalah tersebut melalui anggaran daerah atau meminta dukungan dari pemerintah pusat. (Ronny)