Dukung Swasembada Pangan, Lapas Atambua Panen Kol Hasil Kerja Warga Binaan

241
Foto : KaLapas Atambua, Bambang Hendra Setyawan bersama WBP melakukan panen kol.

ATAMBUA , The East Indonesia – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Atambua kembali menoreh prestasi di bidang pertanian dengan sukses mengembangkan sayuran jenis kol.

Hasilnya, sebanyak 30 kol sukses dipanen secara simbolis di atas lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) seluas 3.500 meter² milik Lapas Atambua, Kamis, 20 November 2025.

Hasil panen kol dimanfaatkan ganda, pertama, untuk memenuhi kebutuhan gizi harian di dapur Lapas, memastikan asupan sayuran segar dan sehat bagi seluruh WBP.

Kedua, sebagian hasil panen juga akan dipasarkan kepada masyarakat sekitar, yang tidak hanya mempererat hubungan antara Lapas dan komunitas lokal tetapi juga berpotensi meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Program ketahanan pangan Lapas Atambua ini sejalan dengan arahan pimpinan untuk memberdayakan WBP, menjadikan Lapas sebagai pusat pembinaan yang tidak hanya memulihkan tetapi juga menciptakan sumber daya manusia yang terampil, produktif, dan siap berwirausaha setelah bebas.

Kepala Lapas (Kalapas), Bambang Hendra Setyawan terlibat langsung dalam panen perdana bersama Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja, Andra Sukabir, dan Kepala Sub Seksi Keamanan, Yohanes Radja serta WBP yang tergabung dalam kelompok tani La’Bua.

Hendra menerangkan panen ini merupakan hasil pengembangan program pembinaan kemandirian Warga Binaan di lahan SAE.

“Hari ini kita menyaksikan panen kol yang luar biasa. Ini adalah bukti sahih bahwa Warga Binaan kami tidak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga aktif menjadi agen produktif yang berkontribusi langsung pada ketahanan pangan, khususnya di lingkungan Lapas dan wilayah perbatasan,” pungkasnya.

Lebih lanjut, Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja, Andra Sukabir, menerangkan proses budidaya kol melalui serangkaian tahapan.

“WBP melakukan perawatan intensif mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, penyemaian. Kegiatan ini memberikan bekal keterampilan bertani yang profesional kepada WBP, yang diharapkan menjadi modal penting ketika mereka kembali ke masyarakat nanti,” jelasnya.

Salah seorang WBP, Agus, menyampaikan rasa senangnya dapat terlibat dalam program ini.

“Rasanya sangat bangga melihat kol yang kami tanam tumbuh subur dan bisa dipanen. Dulu kami tidak punya keterampilan bertani, sekarang kami punya ilmu dan rasa percaya diri bahwa kami bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” ungkapnya. (Ronny)