Wednesday, December 10, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

PT BIBU Panji Sakti Beli Tiga Pesawat N-219 dari PT DI untuk Hilirisasi Perikanan Laut Bali dan Indonesia Timur

BANDUNG, The East Indonesia – Langkah strategis menuju hilirisasi perikanan Bali dan kawasan Indonesia Timur memasuki babak baru. Bertempat di hanggar PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, PT BIBU Panji Sakti menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembelian tiga pesawat N-219 jenis amfibi (9/12/2025).

Pesawat ini akan dioperasikan untuk angkutan kargo hasil laut – mulai dari perikanan tangkap, budidaya, hingga rumput laut – langsung dari sentra nelayan menuju pasar ekspor internasional.

Adalah Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PT DI Muh. Arif Faisal yang menjadi tuan rumah acara tersebut. Sementara juga tampak dua penglingsir Bali yaitu AA Ngurah Ugrasena dari Puri Agung Singaraja dan AA Ngurah Alit Kakarsana dari Puri Ageng Blahbatu, Gianyar. Tak ketinggalan Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) YM Brigjen Pol (P) Dr. H.A.A. Maparessa – yang juga Karaeng Turikale VIII Maros, menunjukkan dukungan kultural dan sosial dari kalangan pemuka adat terhadap inisiatif ini.

Dari PT BIBU, hadir Komisaris PT BIBU Panji Sakti, Marsekal TNI (Purn) Putu Dunia, Komisaris Utama PT BIBU Agro Maritim Laksamana TNI Tedjo Edhy, yang menyatakan keyakinan bahwa pesawat N-219 jenis amphibi akan menjadi tulang punggung logistik laut-ke-darat yang efisien.

Dalam sambutannya, CEO PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, menegaskan bahwa pembelian pesawat N-219 bukan hanya investasi transportasi, tetapi fondasi ekosistem baru hilirisasi perikanan. “Kami tidak hanya membeli pesawat, kami membangun infrastruktur hilirisasi laut yang memotong mata rantai panjang dan mengembalikan nilai tambah kepada nelayan. Pesawat N-219 memberi kemampuan angkut cepat dari daerah pesisir langsung menuju bandara ekspor. Ini game changer bagi Bali dan Indonesia Timur,” ujar Erwanto.

Dari sisi manufaktur dan kesiapan pesawat, Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PT DI, M. Arif Faisal, menegaskan komitmen PTDI untuk mendukung kebutuhan industrial BIBU Group. “N-219 jenis amfibi dirancang untuk misi yang dapat menghubungkan wilayah pesisir yang akses daratnya terbatas, dengan efisiensi biaya operasional tinggi. Kami bangga pesawat nasional ini dipercaya menjadi tulang punggung logistik komoditas laut Indonesia,” kata Arif.

Seperti diketahui Pesawat N-219, produksi nasional PT DI, dirancang untuk operasi di wilayah terpencil dan akses terbatas – antara lain cocok untuk mengangkut komoditas perikanan langsung dari sentra produksi di pesisir Bali dan wilayah timur Indonesia. Dengan tiga unit pesawat tersebut, PT BIBU berharap mampu menjalin konektivitas “udara-laut-ekspor” secara cepat dan efisien: dari kapal nelayan atau unit budidaya di pesisir, ke pelabuhan udara, lalu langsung ke pasar ekspor internasional seperti Hongkong, Singapura, Jepang, Taiwan, dan lain-lain.

Model ini mendukung apa yang kini dicanangkan pemerintah: hilirisasi hasil laut – memotong mata rantai logistik, meningkatkan nilai tambah dan nilai jual karena produk laut yang dihasilkan tetap terjaga kesegarannya dan kesegeraannya untuk didistribusikan ke pasar ekspor, dan memastikan kesejahteraan nelayan serta pembudi daya secara langsung.

Seperti kata Marsekal TNI (Purn) Putu Dunia bahwa “ini bukan sekadar pembelian pesawat, tetapi investasi bagi masa depan nelayan dan pembudi daya – agar hasil laut kita bisa mencapai pasar global secara langsung,” katanya.

Sementara itu, Ketua FSKN menyampaikan dukungan adat dan sosial, bahwa inisiatif ini sejalan dengan semangat menjaga laut, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, dan mempertahankan nilai lokal – bukan sekadar komersialisasi. “Bahwa dengan pembelian pesawat ini juga akan dikembangkan untuk melayani para nelayan di kawasan lain di luar Bali Utara maka saya buatkan tagline ‘dari Bali Utara untuk Nusantara’,” ujarnya dengan penuh semangat.

Potensi Perikanan di Bali
Provinsi Bali memiliki potensi perikanan laut tangkap dan budidaya yang besar. Menurut penelitian akademik, perairan laut Bali seluas ± 9.634,35 km² dengan garis pantai sekitar 470 km. Potensi perikanan tangkap diperkirakan mencapai ± 147.278,75 ton per tahun, dengan dominasi jenis ikan ekonomis seperti tuna, tongkol, lemuru – yang sangat menjanjikan dari sisi nilai jual.

Di sisi budidaya laut, Bali memiliki lahan potensial seluas 1.551,75 hektar – namun hingga sekarang baru sekitar 30%-nya yang termanfaatkan. Komoditas yang dikembangkan meliputi rumput laut, ikan kerapu, kerang mutiara.

Misalnya, rumput laut telah menjadi tumpuan. Menurut data terbaru, produksi nasional rumput laut meningkat: pemerintah mencatat total produksi rumput laut pada 2024 mencapai 10,80 juta ton, melonjak 10,82% dari tahun sebelumnya.

Skala dan Tren Ekspor Perikanan Indonesia
Secara nasional, sektor perikanan Indonesia menunjukkan tren ekspor yang kuat dalam beberapa tahun terakhir. Nilai ekspor komoditas perikanan pada 2024 mencapai USD5,95 miliar, naik 5,7% dibanding 2023, sehingga surplus neraca perdagangan perikanan tumbuh 9,1%.

Komoditas unggulan yang diekspor meliputi udang, tuna, cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan, kepiting, rumput laut, tilapia, dan lobster.

Sebagai contoh, Laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada triwulan II 2024 – ekspor udang menyumbang sekitar 27,8% dari total ekspor perikanan, diikuti tuna-cakalang-tongkol (TCT) sekitar 16,8%, cumi-sotong-gurita sekitar 14,6%, rajungan/kepiting 10,1%, rumput laut 6,0%.

Bahkan produk rumput laut mendapat perhatian investor global karena permintaan dunia meningkat – tidak hanya untuk bahan pangan, tetapi juga untuk industri makanan, farmasi, kosmetik, dan produk biobased.

Dalam penjelasan lebih lanjut dikatakan oleh AA Ngurah Alit Kakarsana bahwa pembelian pesawat ini memiliki arti strategis dalam melaksanakan efisiensi rantai logistik dan hilirisasi. “Dengan pesawat N-219, kami dapat mengangkut hasil laut langsung dari sentra produksi – misalnya pelabuhan kecil di pesisir Buleleng, Klungkung, atau daerah Nusa Penida – ke gudang pabrik pengolahan atau bandara ekspor,’’ kata Penglingsir dari Puri Ageng Blahbatu yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT BIBU Agro Maritim, anak usaha PT BIBU Panji Sakti. Menurut dia, ini mempersingkat rantai logistik dan mengurangi ketergantungan pada tengkulak lokal, sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi nelayan dan pembudidaya lokal.(Wis)

Popular Articles