Perjuangan Koster-Ace untuk Meningkatan Kesejahteraan Buruh

223
Paparan visi dan misi Koster-Ace dihadapan perwakilan buruh

DENPASAR – Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Provinsi Bali menyatakan dukungannya kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace).

Tak hanya menyatakan dukungan, mereka juga menyampaikan sejumlah aspirasi kepada kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu. Koordinator Wilayah SBSI Provinsi Bali, I Wayan Darma meminta Koster memperhatikan nasib mereka.

SBSI, Darma melanjutkan, meminta kepada Koster untuk membuat aturan khusus mengenai ketenagakerjaan, utamanya sektor pekerja spesifik.

“Misalnya aturan, khususnya tenaga kerja utama buruh harus lebih dispesifikasi, harus ada regulasi-regulasi lagi. Contoh, peraturan tenaga kerja yang masuk dan mau bekerja di Bali dibuatkan aturan yang pasti untuk melindungi tenaga kerja lokal,” pinta dia di Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Minggu 27 Mei 2018.

Baca juga :  Hadiri Dharma Santi Nyepi Tahun Saka 1946, PJ. Gubernur Bali Ajak Masyarakat Mayasa Kerthi Laksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara

Sekretaris SBSI Provinsi Bali, Wayan Ganti Artana meminta kepada Koster agar kelak terpilih sebagai Gubernur Bali menyiapkan lembaga untuk meningkatkan kompetensi mereka yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan.

“Perjuangkanlah kesejahteraan kami selaku buruh di Bali. Kami ingin ada peningkatan kapasitas dan kompetensi misalnya melalui pembukaan lembaga diklat seperti les atau model lainnya,” papar dia.

Wayan Koster menilai dalam konteks Bali, tak bisa hanya merumuskan kebijakan sesaat, tetapi harus jauh ke depan dalam skala lokal, nasional dan global. Menurut dia, ada hal-hal yang tak dapat dihindari yang sifatnya tantangan dari luar seperti ACTA dan MEA. Belum lagi persoalan di internal Bali sendiri dalam konteks persaingan dan kompetensi.

Baca juga :  Konsep Satu Jalur Bukti Kematangan Pemikiran Sosok Pemimpin

“Jadi harus disikapi oleh pemimpin Bali ke depan. Harus bisa menata potensi yang dimiliki dan tahu mengarahkan, mendesain, mengembangkan SDM dan melindungi SDM yang kita punya,” jelas Koster.

Tak hanya mengembangkan kompetensi profesionalnya, namun juga memberi perlindungan terhadap tenaga kerja itu sendiri.

“Ini ideologi Bung Karno dalam konteks pembangunan semesta berencana yang mau saya implementasikan di Bali. Ke depan, segala aktivitas ekonomi harus mengutamakan sumber daya lokal. Soal pekerja kita di Bali dalam dunia lapangan kerja harus diprioritaskan,” tegas Koster.

Dalam menghadapi arus globalisasi seperti ACTA dan MEA, ada tiga hal yang menjadi tantangan dan menjadi fokusnya setelah menjadi gubernur kelak.

Baca juga :  Bali Siap Bantu Korban Gempa Lombok

“Pertama adalah kompetensi profesional, kedua daya saing dan ketiga proteksi atau perlindungan tenaga kerja lokal. Kita tidak bisa melarang orang datang dan bekerja di Bali, tapi kita bisa membuat regulasi untuk lebih selektif dan memberi ruang SDM lokal Bali,” papar kandidat yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace). (*)

Facebook Comments

About Post Author