Monday, December 8, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

Korban Gempa Lombok Tertangani Dengan Baik

Denpasar,Theeast.co.id, – Menteri Sosial Idrus Marham mengunjungi beberapa posko pengungsi yang didirikan Kementerian Sosial yakni di Kecamatan Sembalun dan Kantor Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Senin (30/7). Para korban sebagian besarnya adalah perempuan, lansia dan anak-anak. Untuk korban luka berat telah dirujuk ke Rumah Sakit Daerah Selong. Kepada ibu-ibu di tenda kesehatan itu Menteri menjelaskan kedatangannya adalah mewakili pemerintah untuk melihat langsung bagaimana bantuan untuk warga lainnya disalurkan. “Inshaa Allah semua diperhatikan kebutuhannya. Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo seluruh masyarakat yang terkena dampak bencana ini harus segera ditolong, beliau menegaskan Negara harus hadir. Dalam pengertian pemerintah akan bertanggung jawab untuk segera memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagi yang luka diberi bantuan dan pengobatan ditanggug pemerintah, yang meninggal diberikan santunan kepada ahli waris,” terangnya.

Idrus mengungkapkan sesuai tugas dan fungsi Kementerian Sosial dalam penanggulangan bencana, pada saat bencana Kemensos memiliki 3 tahapan langkah. Pertama, mengerahkan Tagana dan relawan sosial lainnya untuk melakukan evakuasi dan asesmen. Kedua, menyalurkan bantuan dan pemenuhan kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan) dan penanganan khusus bagi kelompok rentan. Ketiga, melakukan advokasi sosial dan layanan dukungan psikososial. Untuk tahap awal, bantuan telah disalurkan berupa Paket Lauk Pauk, tenda gulung, matras, paket selimut, family kit, dan food ware. Bantuan ini berasal dari buffer stock atau stok penyangga di Dinas Sosial Provinsi NTB dan Dinas Sosial Kabupaten Lombok Timur.
“Bantuan berikutnya segera disalurkan bertahap sambil menunggu proses asesmen berjalan. Nanti dari hasil asesmen tersebut kita akan ketahui kebutuhan mendesak pengungsi dan warga terdampak,” katanya. Mensos juga langsung menyerahkan santunan kepada ahli waris korban meninggal, bantuan untuk korban luka-luka, meninjau proses penyiapan makanan di Dapur Umum Tagana.

Hingga Senin pagi sampai siang, jumlah korban meninggal di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara sebanyak empat orang. Korban meninggal di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur sebanyak dua orang dan di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur sebanyak sembilan orang. “Jadi seluruhnya ada 15 orang. Hari ini akan diserahkan santunan untuk ahli waris sebesar Rp15 juta per jiwa dan bantuan untuk 40 orang korban luka-luka masing-masing sebesar Rp2,5 juta. Total bantuan yang disalurkan tahap pertama mencapai Rp657 juta,” kata Mensos.

Setelah menyerahkan bantuan, Mensos mengunjungi dapur umum untuk melihat sejauh mana proses penyiapan makanan untuk pengungsi. Kemensos mendirikan tiga dapur umum yakni Dapur Umum di Kantor Kecamatan Sembalun, Dapur Umum di Kantor Desa Belanting dan Dapur Umum di Kantor Desa Obel-obel Kecamatan Sambelia. Masing-masing dapur umum mampu menyiapkan 1.000—2.000 bungkus per hari. Dapur umum dikelola oleh Tagana. Jumlah Tagana Provinsi NTB yang dilibatkan sebanhak 100 orang. Dengan rincian yang berada di Kecamatan Sembalun sebanyak 30 orang, di Kecamatan Sambelia sebanyak 60 orang, dan di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara sebanyak 10 orang.
“Selain mengelola dapur umum, personel Tagana juga dikerahkan untuk memberikan Layanan Dukungan Psikososial bersama Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos). Tujuannya membantu pemulihan psikologis korban. Jangan sampai mereka mengalami stres maupun depresi karena bencana,” tutur Mensos serius.

LDP bagi anak-anak dilakukan dengan bermain, menceritakan dongeng, menyanyikan lagu-lagu, dan berbagai kegiatan kesenian lainnya. Sedangkan untuk orang dewasa trauma healing yang dilakukan berupa konseling. Harapannya, para korban bencana mampu melupakan kejadian gempa tersebut. Selain trauma healing, hal paling penting lainnya adalah mitigasi, pelatihan dan persiapan untuk korban bencana sebelum bencana terjadi.

Anggota Tagana Lombok Timur Tahraini mengungkapkan warga merasakan trauma mendalam sejak gempa pertama kali mengguncang pada Minggu (29/7) pagi pukul 06.47 WITA. Gempa berkekuatan 6,4 SR itu berkedalaman 10 km terus diikuti gempa susulan hingga berpuluh-puluh kali. “Saya tak bisa lagi menghitung berapa kali gempa terjadi dan berapa kalinkami harus berlarian ke jalan raya. Frekuensinya sangat sering hingga warga tak ada yang berani tidur di dalam ruamg pada Minggu malam,” katanya.
Penghuni renda diprioritaskan pada anak-anak, para ibu dan lansia. Sementara para laki-laki berjaga tak jauh dari kendaraan yang mereka parkir. “Sebagian mengungsi ke tenda Kemensos, tapi biasanya hanya sebentar untuk mengambil makanan. Lalu mereka kembali bertahan di dekat rumah karena mereka tidak mau meninggalkan harta benda atau karena mereka memiliki hewan ternak,” katanya.

Seperti diketahui pada Minggu (29/7) telah terjadi bencana gempa bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya 28 km barat laut Lombook Timur, NTB. Gempa berkekuatan 6,4 SR dengan kedalaman 10 km. Gempa terjadi pukul 06.47 WITA. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Wilayah terdampak gempa bumi antara lain Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Barat.(Axelle Dhae)

Popular Articles