Denpasar, Theeast.co.id – Tinggal hitungan jam, jabatan Gubernur Bali Made Mangku Pastika akan berakhir yakni pada Selasa (28/8) pukul 24.00 Wita. Berbagai program populer Mangku Pastika sebentar akan tinggal kenangan. Anggota DPRD Bali dari Fraksi PDIP Ketut Karyasa Adnyana memuji sekaligus mengeritik kinerja Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Hal itu disampaikan Karyasa di Gedung DPRD Bali, Selasa (28/8). Menurutnya, selama kepemimpinan Mangku Pastika, memang banyak program pro rakyat. “Kita harus akui, selama Pak Mangku memimpin Bali, ada banyak sekali program pro rakyat. Dan itu membuat dirinya dikenang oleh rakyat Bali,” ujarnya.
Beberapa program yang dimaksud antara lain asuransi kesehatan yang gratis yakni Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), ada Sistem Pertanian Terintgrasi (Simantri), ada Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu), ada bedah rumah bagi warga miskin, ada SMK Bali Mandara dan sebagainya. Di zaman Mangku Pastika ada juga ada peningkatan PAD Bali secara signifikan, penertiban aset daerah, peningkatan penerimaan pajak dan sebagainya. Semua program ini membuat Pastika dikenang rakyat Bali.
Namun menurut Karyasa, ada banyak yang kurang dari Mangku Pastika. “Di zaman Pastika, pembangunan infrastruktur masih sangat minim. Terutama infrastruktur yang menghubungkan antar kabupaten di Bali,” ujarnya. Itulah sebabnya, dari sisi infrastruktur, masih terjadi ketimpangan antara Bali selatan dengan Bali utara, timur dan barat. Terutama sarana jalan raya, dan beberapa infrastruktur publik lainnya. Menurutnya, selama Mangku Pastika memimpin 10 tahun Bali, ketimpangan pembangunan antara Bali selatan dengan utara, timur dan barat tetap saja terjadi. Namun demikian, ada beberapa infrastruktur fenomenal lainnya, seperti Rumah Sakit Bali Mandara, Rumah Sakit Mata Bali Mandara yang memiliki alat caanggih di Indonesia timur.
Itulah sebabnya, Gubernur Bali terpilih Wayan Koster, mengedepankan konsep one island one management dalam membangun Bali. Gebrakan Koster adalah ingin membangun akses jalan berupa shortcut antara Bali selatan ke Bali utara. Pembangunan shortcut menjadi prioritas agar jarak tempuh antara Bali selatan dengan Bali utara dan barat dipercepat dalam waktu singkat dan setelah dihitung hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam kurang, bila shortcut itu selesai dibangun. “Makanya Gubernur Koster sampai meminta agar anggota dewan memotong danah hibahnya. Jadi jangan diributkan karena ini juga demi kepentingan Bali secara keseluruhan. Konsepnya, one island one managemen. Kalau akses ke utara dan barat lancar, maka tidak banyak orang yang bekerja di Denpasar, Kuta dan Nusa Dua. Kemacetan di Denpasar, Kuta, Nusa Dua akan terus berkurang,” ujarnya. Ia juga membantah dampak lainnya bahwa justeru dengan mudahnya akses maka orang akan ramai-ramai ke Bali selatan. Sebab, pemerintah setempat akan memiliki kewenangan untuk mengaturnya, mendatangkan banyak investor dan seterusnya.(Axele Dhae)


