Hujan Ekstrim, Plafon Bandara Ngurah Rai Jebol

265

Denpasar, Theeast.co.id – Hujan ekstrim yang melanda Bali berdampak pada kondisi Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Beberapa titik plafon Bandara Ngurah Rai terutama di unit bisnis roboh. Akibatbya, beberapa ruas lantai tempat penumpang lalu lalang tergenang air. Banyaknya air di ruas lantai menyebabkan para pengunjung harus eksta hati-hati melewati areal tersebut. Hujan lebat terjadi hampir sejam disertai dengan angin kencang.

Kejadian pada hari Sabtu (12/1) sekita pukul 14.30 Wita. Mengenai keadaan cuaca hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi di beberapa wilayah di Bali, termasuk Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang berdampak langsung terhadap terjadinya kebocoran dan jatuhnya plafon di beberapa lokasi di area publik Bandar Udara akibat intensitas curah hujan yang cukup tinggi.

Saat dikonfirmasi ke pihak manajemen, dijelaskan bahwa terjadinya kebocoran dan jatuhnya plafon atap di area koridor Terminal Kedatangan Domestik secara prinsip, bangunan yang terdampak merupakan bangunan yang dirancang sebagai bangunan temporary yang ke depannya akan dilakukan penyesuaian terhadap pembangunan secara permanen sesuai dengan masterplan pembangunan Bandar Udara yang sudah ditetapkan sebelumnya.
“Menanggapi terjadinya kebocoran dan atap plafon yang jatuh, hal ini kami pastikan dikarenakan oleh dampak langsung dari cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah di Bali, termasuk di Bandar Udara. Sore tadi, hujan lebat disertai angin menyebabkan atap bocor dan beberapa plafon jatuh. Kami atas nama Manajemen menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya bagi para pengguna jasa Bandar Udara atas hal ini,“ jelas General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi, ketika dihubungi untuk klarifikasi kejadian tersebut.

Baca juga :  Vaksinasi Booster di Kabupaten Buleleng Mencapai 37,11 Persen

Meskipun demikian, lanjut Yanus, proses pemeliharaan bangunan tetap dijalankan oleh penyedia pekerjaan, serta tetap diawasi oleh pengawas independen sesuai dengan kebutuhan bangunan tersebut, agar proses pemeliharaan tetap optimal.

“Sebagai langkah awal, kami langsung melakukan penanganan pertama untuk memastikan tidak adanya korban akibat runtuhnya plafon. Petugas kebersihan dan petugas Bandar Udara langsung kami terjunkan untuk menangani dampak air hujan yang menggenang, dan untuk mencegah supaya air tidak sampai masuk ke area koridor Terminal Kedatangan Domestik,” lanjut Yanus.

Menurut laporan kondisi meteorologi yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi BMKG Ngurah Rai, kondisi cuaca di. sekitar Bandar Udara pada tanggal 12 Januari 2019 pada rentang pukul 15.00 – 16.00 WITA dalam keadaan yang cukup ekstrem.

Baca juga :  Ratusan Pendekar Silat PSHT Penajam Paser Utara Siap Jaga NKRI

Kondisi angin dari arah barat berkecepatan 7-22 knots (13-40 km/jam), dengan kecepatan angin kencang dalam waktu singkat ( gutsy ) berkisar antara 30 knots (56 km/jam). Dengan curah hujan sebesar 37mm/jam. Kondisi ini dinyatakan sebagai curah hujan ekstrem dengan jarak pandang berada dalam rentang 400-7.000 meter. Kondisi cuaca ekstrem berupa hujan lebar dan angin yang cukup kencang juga disertai oleh badai guntur, dengan tekanan udara sebesar 1.008 hPa.
“Dari evaluasi awal kami, bahwa bangunan itu tidak mampu menampung debit air hujan yang ada. Kami sedang berkoordinasi kepada seluruh tim teknis untuk melakukan perbaikan dan kami pastikan harus selesai secepatnya,” ujar Yanus.

Terkait operasional Bandar Udara, hingga saat ini operasional penerbangan tetap berjalan dengan normal. “Terkait kondisi cuaca, dapat kami konfirmasi bahwa situasi operasional Bandar Udara tidak terdapat gangguan, dan tetap berjalan normal. Kami tetap memprioritaskan keamanan dan keselamatan penerbangan,” tutup Yanus. (Axele Dhae)

Facebook Comments

About Post Author