Danrem 081/DSJ : Ora Usah Neko-Neko, Wes Ora Jamane

169
Danrem 081/DSJ Kolonel Inf H. Sugiyono. Foto : Dok - Penrem

MADIUN, The East Indonesia – Bulan Muharram atau bulan Suro dalam kalender jawa identik dengan perayaan tradisi Suronan yang dilakukan oleh 2 perguruan silat terbesar di Madiun.

Tradisi tersebut yakni Suroan yang dilakukan oleh perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Suran Agung oleh Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW).

Meski ribuan personel TNI-Polri dan instansi pengamanan disiapkan untuk mengamankan tradisi tersebut, namun Danrem 081/DSJ Kolonel Inf H. Sugiyono tetap mengimbau massa dari kedua perguruan untuk tetap menjaga kondusivitas wilayah di Madiun Raya.

“Ora usah neko-neko, wes ora jamane (tidak usah aneh-aneh, sudah tidak jamannya),” kata Danrem ditemui usai memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Aman Suro 2023 di Alun-Alun Kota Madiun, Selasa (18/7/2023) sore.

“Madiun ini milik kita semua, mari kita sama-sama peduli dan jaga ketenteraman Madiun yang kita cintai bersama ini,” tambahnya.

Terlepas dari itu, Pamen TNI AD itu pun mengimbau, agar perayaan tradisi Suroan dan Suran Agung tidak perlu mengerahkan massa dari kedua perguruan dalam jumlah yang besar.

“Mari, tradisi semacam itu hendaknya tidak perlu dilakukan secara euforia dengan kumpul-kumpul atau konvoi, apalagi dengan jumlah massa yang besar,” ujarnya.

“Lebih baik mari kita maknai untuk saling introspeksi diri dan doa bersama di tempat masing-masing, agar ke depannya kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” pungkasnya.**