UVJF Ke-11Kembali Digelar, Libatkan Artis Dalam dan Luar Negeri

162

UBUD, The East Indonesia – Ubud Village Jazz Festival (UVJF) ke-11 kembali digelar di Sthala Ubud Portfolio Hotel by Marriott, Gianyar, Bali yang akan dimulai pada tanggal 2-3 Agustus 2024. Karena Sthala Ubud Portofolio Hotel menjadi sponsor utama maka namanya juga berubah menjadi Sthala Ubud VJF ke-11. Namun nama boleh berubah tetapi isinya atau substansinya tetap sama dengan kualitas festival internasional. Konsep ini berawali dengan konser jazz kecil dan sesi jam session sebagai bagian dari kolaborasi antara Yuri Mahatma dan Anom Darsana, yang kemudian, bersama-sama, berkomitmen untuk membuat Festival Jazz Internasional. Dan sejak saat itu hingga sekarang, UVJF telah berkembang dan
terselenggara 11 tahun berturut-turut sejak festival pertamanya diadakan pada tahun 2013 (kecuali tahun 2020 karena pandemi).

Dalam event kali ini, dua ratus tiket pun telah terjual. Disediakan 2.500 tiket per hari. Harganya, Rp725 ribu untuk satu hari, dan Rp925 ribu untuk dua hari. Event bakal dimulai pukul 16.30 WITA dengan panorama sunset. Bahkan, pihak Sthala mengaku kamarnya telah habis terjual, begitu juga dengan hotel sekitar juga telah penuh terisi tamu yang bakal menyaksikan event musik tahunan ini.

Festival Founder UVJF, Anak Agung Alit Anom Darsana mengatakan, Sthala UVJF ini karena sudah tandatangan kontrak dengan Sthala selama lima tahun ke depan. “Ini tahun ke 12 UVJF sedangkan eventnya yang ke 11, karena saat pandemi sempat jeda,” katanya Agung Anom di Sthala. Untuk tahun ini UVJF tidak didukung pemerintah. Kendati demikian, event tetap berjalan dan bergulir.

“Kami bukan pebisnis tapi musisi dan juga marketing. Perubahannya tidak ada support pemerintah, kami didukung Sthala dan orang-orang yang menyukai jazz,” ujarnya. Agung Anom menegaskan, UVJF merupakan event dengan 100 persen menghadirkan musik jazz murni.

“Kami tidak hidup dari festival, tapi kami hidup di festival. Kami berusaha tetap semangat dengan harapan UVJF menjadi icon festival jazz terkeren di Indonesia,” harapnya.

General Manager Sthala Lasta Arimbawa mengaku, bersyukur kerjasama dengan UVJF untuk lima tahun ke depan. Sthala, lanjut dia menjadi trend centre di Ubud dalam hal kerjasama dengan musik, UMKM hingga kearifan lokal lainnya.
“Terima kasih atas kerjasama lima tahun ke depan. Semoga kerjasama ini banyak mendapatkan manfaat, salah satunya mendukung idealisme jazz,” tandasnya.

Musisi dari Jerman Uwe Plath mengaku sudah lama bekerjasama dengan UVJF, yakni sejak tahun 2013, dan hingga sekarang festival ini terus berkembang. “Kami akan menampilkan musisi muda dari Jerman,” ungkapnya.

Alliance Francaise Bali, Dennys Cennet Planchard mengatakan, kerjasama dengan UVJF karena menggelar event yang konsisten diadakan setiap tahun.

Kerja sama sudah berlangsung sejak tahun 2018. Pihaknya pun berharap, ke depannya kerjasama ini terus berlanjut.

“Dalam UVJF kali ini, kami membawa tiga musisi dan saru trio yang akan tampil. Warga Prancis ada 10.000 ribu yang tinggal di Bali,” tandasnya.

Co-Founder Yuri Mahatma menambahkan, musik masih sama seperti dahulu yakni konsisten di jazz. Kendati demikian, kreativitas yang berbeda.

“Kami tampilkan band-band yang unik,” katanya seraya menyebutkan ada tiga panggung dalam UVJF ini, yakni Giri, Padi, dan Subak.

Tak hanya menampilkan musik jazz, UVJF kali ini juga diisi dengan charity, bekerjasama dengan Iluh Bali Art Group.

Festival ini bakal menampilkan kreasi lampion yang akan dilukis 110 artis. Lampion ini akan dijual dan hasilnya untuk didonasikan kepada yayasan kanker anak.

“Kami juga bekerjasama dengan Eco Bali Recycle untuk menanggulangi sampah. Kami harap pengunjung yang datang tidak menggunakan plastik sekali pakai dan styrofoam,” urainya.

Salah satu alasan memulai UVJF adalah karena kegelisahan para insan kreatif , untuk menciptakan festival berkualitas, berstandar internasional, dan disegani yang 100% didukung dan
dijalankan oleh para jenius lokal Bali yang juga mengedepankan kesadaran edukatif, inspiratif, dan tingkat apresiasi kepada para penonton. Jadi bukan melulu bisnis. “UVJF adalah platform untuk mengekspresikan komitmen kuat kami terhadap ide dan konsep.
Dan itulah yang membuat kami sangat Unik”, kata Yuri Mahatma.

Salah satu keunikannya adalah
bahwa UVJF sejak awal berdiri sebagai satu-satunya festival Jazz di Indonesia yang hanya mengusung
musik jazz.

“Kami perlu selalu mengedukasi masyarakat dan memperkenalkan kembali jazz. Jazz adalah bentuk musik yang membutuhkan tingkat apresiasi tertentu dari para penonton untuk menikmatinya. Bagi seorang musisi jazz, hakikat jazz adalah kebebasan melalui improvisasi. Improvisasi berarti interpretasi. Untuk bisa menafsirkan, kita perlu terliterasi tentang beberapa topik. Topiknya, sejarahnya, filsafatnya, dan
sebagainya. Tidak mungkin seseorang bisa mengaku dirinya musisi jazz hanya karena ia bisa memainkan beberapa lick yang bagus. Dan hakikat ini bisa dianalogikan dengan kehidupan secara umum.

Artis-artis UVJF tahun ini diisi oleh talenta-talenta luar biasa dari dalam dan luar negeri antara lain, Adien
Fazmail Quinteto (Indonesia), Benny Irawan Trio (Indonesia), Claude Diallo bersama Indra Gupta dan Gustu Brahmanta (Swiss-Indonesia), Collective Harmony (Indonesia), Eric Chong Trio bersama Kanhaiya (Hongkong-Indonesia), FAWR (Indonesia), Galaxy Bigband (Indonesia), Jazz Centrum Indonesia), New Centropezn (Rusia), Noe Clerc Trio (Perancis), Rodrigo Parejo Quartet (SpanyolIndonesia), Simone Prattico Trio (Italia), Uwe Plath Quartet (Jerman), Zagorski-Skowronski Project feat. Kajetan Galas (Polandia).

Sebuah perpaduan dari Musik Jazz yang Hebat, kualitas audio yang luar biasa, dan tata letak tempat yang mengagumkan adalah salah satu aspek yang membuat UVJF layak ditunggu.Tempat UVJF dirancang oleh tim arsitek UVJF.*Chris