ATAMBUA, The East Indonesia – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Atambua dibawah komando Ir. Fridolinus Siribein terus membenahi dan memperbaiki kualitas pelayanan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Belu khususnya masyarakat di wilayah Perkotaan Atambua.
Sejak ditunjuk menjadi PLT Direktur PDAM Belu hingga dilantik secara defenitif oleh Bupati Belu, dr Agustinus Taolin, SpPD-KGEH., FINASIM pada tanggal 8 November 2021 yang lalu, Direktur PDAM Belu, Ir. Fridolinus Siribein terus bergerak dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dengan memanfaatkan beberapa sumber mata air yang ada.
Upaya-upaya itu ternyata membuahkan hasil yang baik pula dimana pengukuran kesehatan berdasarkan indikator dirjen Cipta Kerja Kementerian PUPR yang ditetapkan berdasarkan BPPSPAM (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum) kriteria sehat minimal angka 2,8, tingkat kesehatan untuk PDAM Belu pada tahun 2023 mendapat nilai 2,93.
Hal tersebut diungkapkan Direktur PDAM Belu, Ir. Fridolinus Siribein saat dikonfirmasi awak media The East Indonesia, Senin, 30 September 2024.
“Sesuai syarat minimal 2,8 dengan indikator dirjen Cipta Kerja Kementerian PUPR yang ditetapkan berdasarkan BPPSPAM, pada tahun 2023 PDAM Belu sudah dinyatakan berkinerja sehat. Karena itu kami sangat berterimakasih atas semua perhatian dan dukungan Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin. Semoga ini akan terus berlanjut dan dituntaskan pada tahun 2029 dengan target 15.000 Sambungan Rumah,” pungkasnya.
Direktur PDAM, Frido Siribein juga membeberkan informasi kinerja PDAM sesuai hasil pemeriksaan BPKP dari tahun 2021-2023 :
• Aspek Keuangan tahun 2021 = 0.44, tahun 2022= 0,44, tahun 2023 = 0,54
• Aspek Pelayanan Tahun 2021 = 0,55, tahun 2022 =0.45, tahun 2023 = 0,55
• Aspek Sumber Daya Manusia Tahun 2021 = 0.59, tahun 2022 = 0,67, tahun 2023= 0,67
• Aspek Operasional tahun 2021 =1,01, tahun 2022 = 1,08, tahun 2023 = 1,20.
“Jumlah seluruh kriteria tahun 2021 nilainya 2,59, tahun 2022 nilainya 2,64 dan tahun 2023 nilainya 2,96. Peningkatan kinerja PDAM Belu selama 3 tahun adalah sebesar 25 persen,” ujarnya.
Frido Siribein menyampaikan bahwa saat menjabat sebagai direktur PDAM, kondisi PDAM dengan Sambungan Rumah sebanyak 2.650 aktif dari total 6.000-an sambungan yang sudah terpasang di Kota Atambua dan sekitarnya dan yang tidak aktif sebanyak 3.350 SR.
“Ini akibat dari sumber air bron C tirta yang rusak, Molos Oan dan Weoe yang tidak mengalir sejak tahun 2018. yang mengalir adalah SPAM Lahurus, Weutu Dan Bron A Tirta. Kondisi ini diperparah lagi dengan terjadinya musibah badai seroja yang meluluhlantakan SPAM Weutu yang hancur total dan bron C Tirta,” tuturnya.
Saat itu, PDAM Belu pun mengirim proposal ke Kementrian PUPR dan Badan Tanggap Darurat Nasional atas persetujuan Bupati, langsung disetujui melaui Balai Pemukiman Dan Prasana Wilayah (BPPW) NTT dan langsung memperbaiki SPAM Weutu dan Bron C Tirta sampai aktif kembali melayani pelanggan.
“Saat ini PDAM juga terus berbenah mengaktifkan kembali SPAM Molos Oan, Weoe dan Spam Bron C untuk masuk ke Kota Atambua melalui reservoir Fatubenao, saat ini juga Instalasi Pengelolaan Air Minum PDAM yang berada di bendungan Haekrit sudah kembali beroperasi yang kondisi macetnya sejak tahun 2014,” pintanya.
Direktur PDAM Belu mengatakan bahwa tahun 2024 ini, jumlah sambungan rumah mengalami peningkatan dari 2.650 SR menjadi 5.210 SR.
“keterjangkauan pelayanan PDAM sudah meliputi seluruh Kota Atambua dan seluruh pipa transmisi kita semuanya sudah terhubung untuk seluruh SPAM daerah yang baru kita layani tahun 2023 DAN 2024 meliputi sebagian besar Umanen termasuk Satgas Pamtas RI-RDTL, SMA Negeri 4 dan Puskemas Umanen juga termasuk sebagian Kelurahan Fatukbot termasuk Asu Ulun dan Masmae,” pungkas Frido Siribein.(Rony)


