ATAMBUA, The East Indonesia – Masa depan berkelanjutan adalah cita-cita bersama untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.
Dalam mencapai tujuan tersebut, pengelolaan air limbah menjadi langkah strategis untuk melindungi lingkungan sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi.
Namun, dengan pesatnya perkembangan industri, urbanisasi, serta pola hidup masyarakat yang tidak ramah lingkungan, jumlah air limbah yang dihasilkan semakin meningkat.
Oleh karena itu, seorang mahasiswi Prodi Teknik Lingkungan Akatirta (AKADEMI TIRTA WIYATA) Magelang semester 1, Anastasia Lin (21) asal dari PDAM Kabupaten Belu mengungkapkan pengelolaan air limbah yang efektif sangat penting untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Dikatakan bahwa secara umum, air limbah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni air limbah domestik, industri, dan pertanian.
Air limbah domestik biasanya berasal dari kegiatan sehari-hari di rumah tangga, seperti air dari kamar mandi, air cucian, dan dan toilet.
Sementara itu, air limbah industri dihasilkan dari proses produksi yang sering mengandung bahan kimia berbahaya.
Di sisi lain, air limbah pertanian biasanya mengandung pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan dalam kegiatan pertanian.
“Jika tidak dikelola dengan baik, air limbah dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu dampak utamanya yaitu pencemaran air, yang dapat merusak ekosistem perairan dan mengurangi kualitas air yang dibutuhkan oleh makhluk hidup,” pungkas Anastasia Lin.
Ditambahkan, “selain itu, air limbah yang tercemar juga dapat mencemari tanah dan udara, yang bisa berdampak pada kesehatan manusia, dengan meningkatkan risiko penyakit seperti diare, kolera, hingga penyakit kulit akibat terpapar bakteri dan virus berbahaya.”
Mahasiswi Prodi Teknik Lingkungan Akatirta asal PDAM Belu ini menyarankan agar untuk mencegah dampak negatif ini, berbagai metode pengelolaan air limbah perlu diterapkan.
Pada pengolaan air limbah domestik, salah satu metode yang umum digunakan adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
“IPAL menggunakan proses penyaringan dan pengolahan biologis untuk menghilangkan polutan dalam air limbah. Dengan cara ini, kualitas air dapat dipulihkan, dan dampak pencemaran dapat diminimalkan. Selain itu, septic tank juga digunakan untuk mengolah air limbah rumah tangga sebelum dibuang ke lingkungan,” pinta Anastasia.
Dijelaskan pula bahwa untuk pengelolaan air limbah industri, teknologi seperti pengendapan, filtrasi, dan bioteknologi dapat digunakan untuk membersihkan air limbah yang dihasilkan.
Penggunaan bakteri untuk menguraikan bahan organik dalam air limbah adalah salah satu contoh penerapan bioteknologi dalam pengolahan air limbah industri.
“Selain itu, Prinsip reduce, reuse, recycle dapat diterapkan dalam pengelolaan air limbah untuk mengurangi dampaknya. Misalnya, dalam industri, prinsip reduce diterapkan dengan mengurangi penggunaan air dalam proses produksi. Untuk reuse, air limbah yang telah diolah dapat digunakan kembali untuk keperluan non-konsumsi, seperti pendinginan mesin. Sedangkan untuk recycle, air limbah yang telah dibersihkan bisa didaur ulang untuk digunakan kembali dalam proses industri atau pertanian,” ujarnya.
Anastasia Lin mengatakan pengelolaan air limbah yang baik tidak hanya menjadi tanggung jawab individu atau industri, tetapi juga pemerintah dan masyarakat. Pemerintah memiliki peran penting dalam menetapkan regulasi yang ketat terkait pengelolaan air limbah serta memfasilitasi pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan, seperti Instalasi Pengeolahan Air Limbah (IPAL) di daerah perkotaan dan perdesaan.
“Edukasi dan partisipasi masyarakat juga sangat penting. Masyarakat perlu diberdayakan melalui pendidikan tentang pentingnya pengelolaan air limbah yang baik, seperti penggunaan air yang efisien dan pembuangan limbah yang benar,” tuturnya.
Anastasia menyampaikan pengelolaan air limbah yang efektif sangat penting untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesehatan manusia. Berbagai metode pengolahan air limbah yang tepat dapat membantu meminimalkan dampak negatifnya terhadap alam dan kehidupan.
Oleh karenanya, disarankan untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan, memperkuat regulasi pemerintah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan air limbah yang baik.
“Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang,” imbuh Anastasia Lin, mahasiswi Prodi Teknik Lingkungan Akatirta asal PDAM Belu. (Ronny)