ATAMBUA The East Indonesia – Dinas Kesehatan Kabupaten Belu menggelar Diseminasi Hasil Audit Maternal Perinatal tingkat Kabupaten Belu, pada Jumat 15 Desember 2023 di Aula Susteran SSpS Atambua, Kelurahan Kota, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu.
Kegiatan ini dilakukan karena Angka Kematian Ibu (AKI) & Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat.
Tingginya AKI & AKB memberikan gambaran masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi disuatu daerah.
Oleh karena itu, analisis kematian ibu dan bayi merupakan salah satu cara strategis dalam menilai pencapaian kinerja dibidang kesehatan.
Audit Maternal dan Perinatal (AMP) sebagai salah satu upaya pencegahan sekaligus penerapan aturan untuk menurunkan resiko kematian ibu dan bayi.
Kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan dengan pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving).
Sementara itu berdasarkan data yang ada, pada tahun 2023, jumlah kematian ibu hingga saat ini di Kabupaten Belu sebanyak 7 orang dan jumlah Kematian bayi sebanyak 49 orang.
Kegiatan Diseminasi Hasil Audit Maternal Perinatal tingkat Kabupaten Belu tahun 2023 ini dibuka oleh Wakil Bupati Belu, Dr. Drs. Aloysius Haleserens, MM.
Hadir dalam kegiatan pembukaan tersebut, Kadis Kesehatan, drg. Ansilla Mutty, para narasumber, Para Camat, para Kepala Puskesmas, para Lurah dan 100-an peserta.
Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Siprianus Mali, Amd. Kep menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan ANALISIS audit maternal dan Perinatal (AMP).
Tujuan lainnya, memberikan rekomendasi untuk perbaikan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.
Sipri Mali menerangkan bahwa berdasarkan jumlah kematian Ibu dan bayi ini maka Tim Pengkaji AMP telah melakukan analisis terhadap penyebab dari kematian ibu dan bayi.
“Ada beberapa masalah berdasarkan kasus kematian ibu dan bayi yang diaudit. Mulai dari deteksi dini faktor resiko tinggi yang dinilai belum optimal, pengisian formulir OVP dan sebagainya yang belum lengkap, kunjungan neonatus belum optimal, KIE terhadap kesehatan Ibu dan anak yang dinilai belum optimal hingga kualitas ANC yang dinilai belum cukup,” pungkasnya.
Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Belu mengatakan bahwa hasil analisis Audit Maternal dan Perinatal ini, didiseminasi untuk diketahui oleh pihak-pihak terkait agar dapat metindaklanjuti rekomedasi yang diberikan dalam rangka menurunkan AKI & AKB di Kabupaten Belu. (Ronny)


