ATAMBUA, The East Indonesia – Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM dan Ketua TP PKK Belu, Bunda Freny Sumantri Taolin menghadiri dan menjadi saksi sejarah saat Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus memimpin Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK)dan Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Kamis, 05 September 2024.
Bupati Belu, dokter Agustinus Taolin mendapatkan Seat number 11 dan Bunda Belu, Freny Sumantri Taolin mendapatkan seat number 12 di Stadion Utama GBK, merujuk daftar nama-nama.
Misa Akbar Paus Fransiskus ini berlangsung selama 2 jam mulai pukul 17.00 WIB hingga 19:00 WIB dan menghadirkan sekitar 86.000 lebih umat Katolik dari seluruh penjuru Nusantara.
Angka ini menunjukkan betapa besarnya antusiasme dan arti penting, akan kehadiran Paus Fransiskus bagi umat Katolik di Indonesia.
Dilansir dari berbagai informasi media, persiapan besar-besaran telah dilakukan untuk memastikan kelancaran acara, mulai dari pengaturan keamanan hingga koordinasi logistik untuk mengakomodasi ribuan jemaat yang akan hadir.
Misa Akbar Paus Fransiskus ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga momen pemersatu yang melampaui batas-batas agama dan budaya. Kehadiran Paus Fransiskus yang dikenal dengan pesan-pesan perdamaian dan toleransinya, diharapkan dapat memperkuat semangat kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Acara ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia, untuk menampilkan keindahan kebhinnekaan kepada dunia.
Bagi banyak umat Katolik Indonesia, Misa Akbar Paus Fransiskus ini merupakan kesempatan langka dan berharga, untuk dapat merasakan langsung kehadiran Paus. Momen spiritual ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan kekuatan baru bagi umat, dalam menjalani kehidupan beragama mereka.
Untuk diketahui Persiapan untuk acara ini telah dilakukan secara matang oleh panitia, termasuk koordinasi dengan berbagai lembaga keuskupan di seluruh Indonesia.
Tidak hanya terbatas pada umat Katolik di Jakarta saja, umat dari berbagai provinsi di Tanah Air diundang untuk berpartisipasi dalam acara ini, yang diyakini akan menjadi salah satu peristiwa penting dalam kehidupan religius Katolik di Indonesia.
Misa akbar ini bersifat umum, artinya semua umat Katolik yang berminat untuk mengikuti acara tersebut memiliki kesempatan untuk hadir dan berpartisipasi. Namun, demi memastikan keamanan dan kenyamanan selama acara berlangsung, ada syarat khusus bagi umat yang ingin memasuki stadion.
Hanya mereka yang telah memiliki gelang khusus yang diperbolehkan untuk memasuki area misa. Gelang ini disebarkan melalui Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) kepada berbagai pihak, termasuk sekolah-sekolah Katolik, organisasi keagamaan, serta keuskupan-keuskupan di setiap wilayah.(Rony)


