Denpasar, Theeast.co.id –Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo mengatakan, penyidikan terhadap musibah puluhan kapal yang terjadi di Pelabuhan Benoa Bali terus dilakukan.
Sampai saat ini sudah ada 14 saksi diperiksa terutama para ABK Kapal Cilacap Jaya Karya milik perusahan AKFI yang menjadi sumber atau asal muasal api.
“Kita sudah memeriksa 14 saksi, terutama para ABK Kapal Cilacap Jaya Karya yang menjadi sumber api. Selain itu, tim forensik juga sudah diturunkan untuk mengetahui sumber api dan penyebab kebakaran. Bila ternyata ditemukan unsur kesengajaan, maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya di Denpasar, Selasa (10/7).
Menurut Kapolresta, data sementara yang dikumpulkan dari saksi menyebutkan, ada yang mengatakan mesin dinyalakan untuk menyalakan lampu.
Ada yang mengatakan, mesin dibutuhkan untuk menanak nasi dan berbagai persiapan lainnya karena kapal tersebut akan segera melaut, lalu terjadi korsleting.
Namun apa pun keterangan saksi yang berbeda-beda tersebut, petugas akan mencocokan dengan hasil pemeriksaan forensik untuk melengkapi data-data yang ada.
Bila ternyata ditemukan adanya unsur kesengajaan maka akan diproses sesuai mekanisme hukum yang ada.
Setelah dilakukan pendataan total kapal yang terbakar ada sebanyak 45 kapal berukuran besar dan kecil dari pemilik yang berbeda-beda.
Dari jumlah tersebut dirinci lagi menjadi kapal milik Bandar Nelayan sebanyak 32 kapal, kapal milik PT Inti Mas 7 kapal dan kapal milik PT PT AKTI/TKF sebanyak 6 unit berukuran besar.
“Sumber api berasal dari Kapal Cilacap Jaya Karya, kemudian api menjalar ke kapal lainnya yang bersandar dengan posisi yang sangat berdekatan,” ujarnya.
Menariknya, di Pelabuhan Benoa Bali terutama di pelabuhan barat, terdapat lebih dari 600 kapal ikan yang tida bisa melaut.
“Di Pelabuhan Benoa ini ada sekitar 600 sampai 700 kapal ikan sandar secara berjejer, sempit. Mereka tidak beroperasi karena tunggu izin dari pusat. Kita sudah cek semua. Proses izinnya lama. Akibatnya, kapal bersandar dengan jarak yang sangat sempit,” ujarnya.
Dari jumlah tersebut, lebih banyak kapal yang hanya bersandar saja tanpa bisa beroperasi. Ruang gerak kapal sangat sempit.
“Makanya satu terbakar, yang lainnya sulit untuk diselamatkan. Kkarena tidak bisa keluar, ruang gerak sempit. Kita berharap pemerintah pusat segera cek izin semua. Kenapa kapal-kapal ini berlabuh saja. Sebab ini sudah kali ketiga, begitu kapal terbakar, maka akan terjadi banyak korban,” ujarnya.
Pihaknya meminta agar pemerintah pusat segera menertibkan kapal tak berizin di Benoa. Para ABK mengakui ada kapal yang tidak berizin, ada yang sedang berproses dan sebagainya.
Ia meminta agar kasus ini jangan sampai terjadi lagi karena akan sangat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat terutama di Pelabuhan Benoa. (Axelle Dhae)