BKKBN BALI Gelar Rapat Koordinasi Teknis Atasi Stunting 

10
Penandatangan MoU. FOTO - BKKBN BALI

DENPASAR, The East Indonesia – Penurunan pravelensi Stunting di Provinsi Bali sebanyak 2,9 persen dari yang sebelumnya 10,9 persen di tahun 2021 menjadi 8 persen di tahun 2022 merupakan hasil komitmen kuat dari berbagai lintas sektor. Penurunan ini berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Advokasi, Penggerak dan Informasi (Adpin) BKKBN RI Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Teknis dalam rangka Kerjasama Kemitraan dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Bali, Kamis (16/3) di Sanur, Denpasar.

“Kasus Stunting berdasarkan SSGI 2022 kembali turun menjadi 8 persen sehingga segenap jajaran BKKBN mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Bali beserta lintas sektor terkait karena solidnya bekerjasama dalam mendukung dan berkomitmen untuk penurunan stunting,”ucapnya

Dijelaskan oleh Sukaryo Teguh Santoso bahwa dalam penyelenggaraan Program Bangga Kencana, masyarakat Provinsi Bali telah melembagakan dan membudayakan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) sejak lama. Hal ini terbukti dengan hasil Total Fertility Rate (TFR) Bali sebesar 1,9 persen dan sudah dibawah nasional sebesar 2, 14 persen.

Baca juga :  H Sovereign Bali Pemenang Luxury Airport Hotel se-Asia Tenggara

“Bali telah lama mengayomi keluarga sejahtera, terbukti dengan angka TFR dibawah nasional yaitu 1,9 persen. Hal ini menunjukan bawah Bali telah melaksanakan nilai-nilai program KB dengan baik”, terangnya

Berbicara stunting, Sukaryo Teguh Santoso menjelaskan bahwa stunting ini menjadi tantangan besar dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan salah satu bagian dari double burden malnutrition/DBN.

“Stunting mempunyai dampak yang signifikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktifitas ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang” jelasnya.

Secara nasional, Presiden Jokowi memberikan amanah untuk menurunkan prevalensi Stunting  menjadi 14 persen pada tahun 2024 untuk itu dibutuhkan penurunan sebesar 7,6 persen dari posisi 21,6 persen pada tahun 2022.

“Untuk mencapai target tersebut maka diperlukan terobosan, intervensi yang lebih fokus dengan segmentasi sasaran yang tepat dan berdampak jangka pendek yang kita sebut dengan keluarga berisiko yaitu Ibu Hamil dengan karakteristik 4 Terlalu (terlalu dekat, terlalu banyak, terlalu tua dan terlalu muda) yang tinggal dengan rumah dan sanitasi yang buruk, kemudian calon pengantin, balita dan baduta” ucap Sukaryo Teguh Santoso

Baca juga :  Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa 2020 Berakhir dengan Optimisme

Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Bali yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali I Dewa Made Indra menjelaskan bahwa data sangat penting untuk dijadikan pedoman awal dalam melaksanakan program khususnya pada percepatan penurunan stunting.

“Kita berangkat dari angka karena ini menjadi rujukan kita untuk bekerja.  Tadi sudah dijelaskan bahwa Provinsi Bali berhasil menurunkan stunting sebesar 2,9 persen namun diharapkan selanjutnya bisa kembali turun kalau bisa zero stunting” harapnya

I Dewa Made Indra mengatakan bahwa melalui pertemuan ini diharapkan kerjasama dan kolaborasi antar lintas sektor menjadi lebih luas tentunya juga dengan memperkuat komitmen bersama.

‘Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi lintas sektor untuk berdiskusi bersama, juga masing-masing kabupaten yang hadir dapat menyampaikan kendala yang ada di masing0masing wilayah. Dari pusat sudah diberikan dana BOKB yang dapat langsung dimanfaatkan, ini boleh ditelaah kembali dan disesuaikan apakah sudah memenuhi kebutuhan kabupaten atau tidak” jelasnya

Baca juga :  Ketua Senator Indonesia, Beri Selamat Joe Biden dan Kamala Harris

Ditambahkan oleh I Dewa Made Indra bahwa walaupun pravelensi Stunting di Provinsi Bali sudah rendah di bawah rata-rata nasional namun beberapa kabupaten masih ada yang  tinggi.

“Saya berharap kegiatan seperti ini kedepannya dapat dilaksanakan di lokasi dengan stunting yang masih tinggi sehingga ini bisa langsung dicari solusinya apa salah satunya bisa di Kabupaten Jembrana” harapnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketuap TP. PPK Provinsi Bali Ny. Suastini Koster menyampaikan peningkatan peran PKK dalam Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting di Provinsi Bali.

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Perwakilan BKKBN Provinsi Bali bersama Mitra Kerja terkait dan pengukuhan Duta GenRe tingkat Desa Tegal Mengkeb dan Duta GenRe Desa Dawan Kaler.***igo

Facebook Comments

About Post Author