Dandim Belu Pimpin Upacara Peringatan Hari Juang TNI AD ke-78

185
Upacara Peringatan Hari Juang TNI AD ke-78 di Kodim 1605/Belu. Foto : Rony

ATAMBUA, The East Indonesia – Komandan Kodim 1605/Belu, Letkol Arh Suhardi, S.T memimpin upacara peringatan Hari Juang TNI AD ke-78 tahun 2023 di di Makodim 1605/Belu, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu pada Jumat pagi 15 Desember 2023.

Hari Juang TNI AD Ke-78 Tahun 2023 mengusung Tema “TNI  AD Bersama Rakyat Bersatu Dengan Alam Untuk NKRI”.

Hadir dalam upacara tersebut, Sekda Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin, SE, M.Si; Kasdim 1605/Belu, Mayor Kav Yatman; Dansatgas 742/SWY Sektor Timur, Mayor Inf Trijuang Danarjati, S.A.P; Wakapolres Belu, Kompol I Putu Surawan, S.IP; Wadan Yonif 744/SYB, Mayor Inf Dodi Mulya Harahap, S.H; Dankikav KKA Atambua, Kapten Kav Bekti Aji Sayekti, S.Han; Dansubdenpom IX/1-3 Atambua, Kapten Cpm Anggoro Tunggul Lelo; Danpos Posal Atapupu, Letda Laut Pelaut Umar Sabat; Danpos AU Atambua, Kapten Kes Widodo; dan Pasimin Kompi 3 Batalyon A Pelopor Atambua, Ipda Vreisen Y.T. Bayang Mauta;

Adapun susunan pasukan yang hadir antara lain: Makodim 1605/Belu, Mako Satgas RI-RDTL Yonif 742/SWY Sektor Timur, Yonif 744/SYB, Dalmas Polres Belu, Brimob Kompi 3 Batalyon A Pelopor Atambua, Kikav KKA Atambua FKPTT Kabupaten Belu, FKPPI Atambua, PNS Kodim 1605/Belu, dan organisasi wanita.

Dandim 1605/Belu, Letkol Arh Suhardi, S.T dalam membacakan amanat KASAD, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc menyampaikan bahwa hari Juang TNI AD merupakan momentum penting untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya demi mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Saat itu, Jenderal Sudirman dengan keteguhan dan keberaniannya memimpin pasukan di pertempuran Ambarawa. Meski dalam kondisi sakit, tidak pernah menyerah dan terus memimpin pasukan.

Hari Juang TNI AD kali ini mengusung tema “TNI Bersama Rakyat Bersatu Dengan Alam untuk NKRI”.

“Tema ini memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu bahwa kita harus terus memperkuat kemanunggalan TNI AD dan Rakyat, meningkatkan kemampuannya dan berperan aktif dalam pelestarian alam. Mari kita bersama-sama wujudkan cita-cita para pahlawan, yaitu menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Semoga TNI AD senantiasa menjadi alat Negara yang profesional, responsif, integratif, modern dan adaptif serta selalu siap sedia untuk membela keutuhan NKRI,” pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut diingatkan pula bahwa semua unsur akan segera memasuki tahun politik tahun 2024.

“Belajar dari pengalaman sebelumnya, situasi di tahun politik berpotensi membuka celah terjadinya berbagai ancaman yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan pandangan politik yang sering kali disusupi oleh kelompok-kelompok radikal dan intoleran,” tutur Dandim Belu.

Untuk diketahui, pada saat upacara tersebut, Dandim 1605/Belu, Letkol Arh Suhardi, S.T juga membacakan Panglima Besar, Jenderal Soedirman diantaranya;

1). Dalam menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga, tetap jangan lengah. Karena kelengahan menyebabkan kelemahan, kelemahan menyebabkan kekalahan dan kekalahan berarti penderitaan. _(Yogjakarta, 5 Oktober 1947)

2). Insyaf, percaya dan yakinlah bahwa kemerdekaan sesuatu negara dan bangsa yang didirikan di atas korban harta benda dan jiwa raga dari rakyat dan bangsanya itu, insya Allah tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga. _(Yogyakarta, Januari 1948)

3). Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan ini. Met Of Zonder Pemerintah, Tentara akan berjuang terus. _(Yogyakarta, 19 Desember 1948)

4). Angkatan perang Republik Indonesia lahir di Medan perjuangan Kemerdekaan Nasional, di tengah-tengah dan dari Revolusi rakyat dalam pergolakan membela Kemerdekaan itu, karena itu Angkatan perang Republik Indonesia adalah Tentara Nasional, Tentara Rakyat, Tentara Revolusi. _(Yogyakarta, 4 Oktober 1949)

5). Ingat, bahwa Prajurit Indonesia bukanlah Prajurit sewaan bukan pula Prajurit yang mudah dibelokkan haluannya karena tipu dan nafsu kebendaan. Tetapi Prajurit Indonesia adalah dia yang masuk ke dalam Tentara karena keinsyafan jiwanya, atas panggilan Ibu Pertiwi dengan setia membangkitkan raga dan jiwanya bagi keluhuran bangsa dan Negaranya. _(Yogyakarta, 5 Oktober 1949)

6). Janganlah mudah tergelincir dalam saatnya akan menentukan nasib Bangsa dan Negara kita, seperti yang kita hadapi dewasa ini. Fitnah yang besar atau halus, tipu muslihat yang keras atau lemah, terprovokasi yang tampak atau sembunyi, semua itu Insya Allah dapat kita lalui dengan selamat kalau saja kita tetap awas dan waspada memegang teguh pendirian kita sebagai Patriot Indonesia yang sejati. (Yogyakarta, 4 Oktober 1949).*Rony